Tim Nasional Mesir



Team sepak bola nasional Mesir (bahasa Arab: منتخب مصر لكرة القدم), yang diketahui dalam bahasa setiap hari untuk Firaun, sebagai wakil Mesir dalam sepak bola internasional pria, serta diperintah oleh Perkumpulan Sepak Bola Mesir (EFA), tubuh sepak bola Mesir. Stadion bersejarah team ialah Stadion Internasional Kairo, walau mereka sudah bermain di Stadion Borg El Arab di Alexandria dalam tahun-tahun ini. Di tahun 2019, serta semasa Piala Afrika 2019, beberapa Firaun kembali pada stadion bersejarah mereka satu kali lagi sesudah perbaikan.

Timnas Mesir ialah timnas paling sukses di Piala Afrika, sesudah memenangi Kompetisi 7x: edisi pertama pada 1957 serta di kandang pada 1959, dan edisi 1986, 1998, 2006 di Mesir , 2008 serta 2010. Mesir capai rangking ke-9 dalam Rangking Dunia FIFA, jadikan team ini satu diantara tiga timnas Afrika yang masuk sepuluh besar dunia (dua yang lain ialah Nigeria serta Maroko). Lepas dari rekor benua mereka yang terhormat, Mesir selama ini cuma membuat tiga performa di Piala Dunia (pada 1934, 1990 serta 2018). Team Mesir ialah team non-Eropa atau Amerika pertama yang maju ke Piala Dunia.

Mesir populer sebab menggenggam rekor benua yang fantastis tetapi tidak berhasil memberi di panggung dunia. Keterlibatan pertama serta ke-2 mereka dipisah oleh rekor paling tinggi 56 tahun serta 13 hari, berjalan di antara tahun 1934 serta 1990. Rekor lain yang dipunyai Mesir ialah pemain paling tua yang sempat bermain di Piala Dunia; Penjaga gawang Essam El Hadary bermain di Piala Dunia FIFA 2018 berumur 45 tahun serta 156 hari. Mesir belum memenangi laga di Piala Dunia.

Team sepak bola nasional Mesir pertama dibuat di tahun 1920, team sepak bola Afrika pertama yang dibuat untuk berkompetisi di Olimpiade Musim Panas di Belgia. Laga pembuka kampanye mereka ialah kekalahan menantang Italia. Di antara tahun 1958 serta 1961, negara itu mempunyai kesatuan politik dengan Suriah serta pergi dengan nama Republik Arab Berpadu, walau catatan team Mesir dihubungkan dengan Mesir cuma oleh FIFA sebab diwakilkan oleh pemain sepak bola Mesir serta team bermain di Piala Afrika Bangsa. Firaun sudah tampil di tiga Piala Dunia FIFA serta mereka ialah team paling sukses di Piala Afrika, memenangi pertandingan 7x, dengan Piala Afrika 2010 jadi yang paling baru.

Mesir sudah penuhi ketentuan untuk Piala Dunia FIFA 3x: di tahun 1934, di tahun 1990 serta untuk edisi 2018. Mesir ialah negara Afrika pertama yang maju ke Piala Dunia. Waktu yang dibutuhkan Mesir untuk maju ke dua kompetisi beruntun (56 tahun di antara 1934 serta 1990) ialah Rekor Piala Dunia yang cuma dipisah dengan Norwegia (1938 serta 1994).

Sesudah menaklukkan Harus Palestina, Mesir maju ke Piala Dunia pertama mereka. Itu kalah dari Hungaria 4-2 dalam laga pertama serta salah satu mereka di tahun 1934.

Pada 1990, Mesir masuk Group F bersama-sama Irlandia, Inggris, serta Belanda. Sebab Mesir menyenangi strategi pertahanan, mereka cuma cetak 1 gol di Piala Dunia 1990, diciptakan oleh Magdi Abdelghani lewat penalti. Ini membuat Abdelgani jadi orang Afrika pertama yang cetak sepakan penalti di Piala Dunia. Hasil seimbang 1-1 dengan Belanda memberikan orang Mesir point pertama mereka di Piala Dunia. Mereka selanjutnya bermain lagi, kesempatan ini tanpa ada gol, dengan Irlandia. Sesaat orang Mesir cuma memerlukan hasil seimbang untuk maju ke set selanjutnya, mereka kalah 1-0 dari Inggris. Pada Juni 2018, Mesir belum memenangi laga.

Pada 8 Oktober 2017, Mesir maju ke Piala Dunia 2018 sesudah menang 2-1 atas Kongo. [37] 2 gol diciptakan oleh Mohamed Salah yang ke-2 dalam penalti menit paling akhir yang menegangkan. Salah sudah cetak gol paling banyak (diikat dengan Préjuce Nakoulma) di set ke-3 kampanye kwalifikasi Piala Dunia 2018 dengan 5 gol.

Di Piala Dunia 2018, Mesir ditarik dengan Arab Saudi, Uruguay serta tuan-rumah, Rusia. Mereka mengawali laga pertama mereka menantang Uruguay, tanpa ada jimat mereka Salah, yang luka di final Liga Champions UEFA dengan Liverpool menantang Real Madrid. Team Mesir membuat pertahanan yang kuat dengan cuma beberapa serbuan balik. Set pertama ialah hasil seimbang tanpa ada gol yang menjemukan. Di set ke-2, segala hal terlihat baik buat Uruguay, yang mempunyai kesempatan cetak gol semakin banyak, tetapi, El Shenawy lakukan beberapa pengamanan kunci termasuk juga sepakan kuat dari Cavani. Mendekati akhir, Uruguay mendapatkan sepakan bebas di dekat gawang. Tetapi shooting Cavani mengenai tiang gawang. Di menit ke-89, pas saat nampaknya kedua pihak akan bermain seri, Jimenez cetak tandukan dari sepakan bebas, yang merusak mimpi Mesir. Sebab pengamanan yang kuat oleh penjaga gawang Mesir, dia dipilih untuk man of the match tapi dia menampik hadiah sebab sponsor oleh Budweiser.

Popular posts from this blog

Tim Nasional Aljazair

Tim Nasional Libya